search

Rabu, 25 Juni 2014

PROSES PEMBUATAN SEMEN GRESIK


BAB II
PROSES PEMBUATAN SEMEN GRESIK


 2.1   Jenis-jenis Proses
A. Proses Basah
Pada proses ini, bahan baku dipecah kemudian dengan menambahkan air dalam jumlah tertentu serta dicampurkan dengan luluhan tanah liat. Bubur halus dengan kadar air  25-40% (slurry) dikalsinasi dalam tungku panjang (long rotary kiln).
B. Proses Kering
Pada proses ini bahan baku diolah (dihancurkan) di dalam Raw Mill  dalam keadaan kering dan halus, dan hasil penggilingan (tepung baku) dengan kadar air 0,5-1% dikalsinasi dalam rotari kiln. Proses ini menggunakan panas sekitar 1500-1900 Kcal /Kg kilnker.
2. 2   Pemilihan Proses

A. Proses Basah
Proses Basah Proses ini dimulai dengan mencampur semua bahan baku dengan air. Setelah itu  dihancurkan. Kemudian bahan yang sudah dihancukan tadi dibakar menggunakan bahan bakar minyak. Karena membutuhkan banyak BBM, proses ini sudah jarang dilakukan oleh produsen semen.

B. Proses kering
Proses ini memakai proses penggilingan yang dilanjutkan dengan proses pembakaran. Ada lima tahapan dalam proses ini, seperti proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan roller meal, proses pencampuran untuk mendapatkan campuran yang homogen, proses pembakaran bahan baku untuk menghasilkan terak, proses pendinginan terak, dan terakhir proses penggilingan clinker dan gypsum.
Bahan baku pembuatan semen terdiri dari 2 komponen yaitu bahan baku utama dan bahan tambahan. Bahan baku utama yang digunakan adalah batu kapur (CaCO3) kemurnian 55%-60% dan tanah liat (Al2O3) kemurnian 65%-70%. Sedangkan bahan penolong yaitu: pasir silica (SiO2), pasir besi (Fe2O3) dan gypsum (CaSO4.2H2O).

 3.1   Spesifikasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan         
A.     Bahan Baku
Bahan baku adalah suatu material dasar yang digunakan dalam menciptakan suatu produk.
1.      Batu Kapur/Limestone (CaCO3)
Berdasarkan kandungan CaCO3-nya Batu Kapur dapat dibagi 3 kelompok, yaitu :
Batu Kapur Kadar Tinggi (High Grade). Kandungan CaCO3 nya tinggi, lebih dari 93%, MgO maksimal 2%, bersifat rapuh, H2O maksimal 5%.
Batu Kapur Menengah (Middle Grade). Kandungan CaCO3 88% – 92%, bersifat kurang keras.
Batu Kapur Kadar Rendah (Low Grade). Kandungan CaCO3  85%-87%, bersifat keras.
Batu kapur yang digunakan adalah batu dengan kadar tinggi dan menengah (CaCO3 > 88%). Adapun komposisi batu kapur secara umum ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

                   Sifat fisik batu kapur:
-     Fase                                 : Padat
-     Warna                              : Putih
-     Kadar air                          : 7-10
-     Bulk density                    : 1,3 ton/m3
-     Spesifik Gravity              : 2,49
-     Kandungan CaO           : 47-56
-     Kuat tekan                       : 31,6 N/mm2
-     Silika ratio                       : 2,6
-     Alumina ratio                  : 2,57
2      Tanah Liat/Clay (Al2SiO7.xH2O)
Semua jenis tanah liat adalah hasil pelapukan kimia yang disebabkan adanya pengaruh air dan gas CO2 dari batuan adesit, granit dan treakti. Batu-batuan ini menjadi bagian yang halus, tidak larut dalam air dan mengendap berlapis-lapis, lapisan ini tertimbun tidak beraturan. Tanah liat bercampur dengan material lain antara lain  Besi Oksida, Kalium Oksida, Natrium Oksida, Phosphor Oksida dan bahan Organik. Sifat dari tanah liat bila dipanaskan atau dibakar akan memampat dan menjadi keras.
Adapun komposisi tanah liat yang digunakan secara umum ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Sifat fisik tanah liat:
-     Fase                                 : Padat
-     Warna                              : Coklat Kekuningan
-     Kadar air                          : 8-25%
-     Bulk density                    : 1.7 ton/m3
-     Spesifik Grafity               : 2,36
-     Silika ratio                       : 2.9
-     Alumina ratio                  : 2,7

B.      Bahan Penolong
Bahan tambahan yang digunakan adalah pasir besi atau copper slag, pasir silika dan Gips atau Gypsum.
1       Pasir silika (SiO2)
Pasir silika berfungsi sebagai pembawa oksida silica (SiO2) dengan kadar yang cukup tinggi yaitu sekitar 90-95 %. Depositnya berbentuk gunung-gunung pasir silika dan berkadar SiO2 sekitar 90 %. Semakin murni pasir silika akan semakin putih warnanya dan biasa disebut pasir kuarsa yang berkadar SiO2 mencapai 98,5 – 98 %. Warna pasir silika dipengaruhi oleh adanya kotoran seperti Oksida Logam dan bahan Organik. Pasir silika ini digunakan sebagai bahan tambahan pada pembuatan semen jika kadar SiO2-nya masih rendah.

Spesifikasi pasir silika :
-     Fase                                 : padat
-     Warna                              : coklat kemerahan
-     Kadar air                          : 6 %
-     Bulk density                    : 1,45 ton/m3
-     Spesifik grafity                : 2,37
-     Silika ratio                       : 5,29
-     Alumina ratio                  : 2,37

2       Gips/Gypsum  (CaSO4.2H2O)
Gypsum ini yang pada umumnya terdapat di gunung-gunung disekitar gunung gamping (kapur) adalah bahan sediment CaSO4 yang mengandung 2 molekul hidrat. Bahan ini ditambah setelah campuran bahan mentah dibakar menjadi terak. Penambahan gypsum dilakukan pada penggilingan akhir dengan perbandingan 96 : 4. Untuk pembuatan semen gypsum yang diijinkan mempunyai kandungan CaSO4 50–60 % dan air bebas 2,8 %.
Spesifikasi gypsum :
-     Fase                    : Padat
-     Warna                  : Putih
-     Kadar air              : 10%
-     Bulk density        : 1,7 ton / m3

3       Copper slag
Copper slag  merupakan produk samping pada proses peleburan dan pemurnian tembaga dari bahan baku konsentrat tembaga. Copper slag dihasilkan dari proses peleburan tembaga disemelter dari hasil pengikatan besi dengan pasir silika dan batu gamping yang ditambahkan sebagai fluks untuk membentuk senyawa stabil dari CaO-FeO-SiO2.
Komponen utama copper slag adalah Oksida Besi (FeO), Dioksida Silikon (SiO2), Oksida Kalsium (CaO) dan Oksida Alumminium(AL2O3). Copper slag mempunyai sifat fisik dan kimiawi sangat stabil.
Komposisi Copper Slag pada Pembuatan Semen Portland
% FeO                  45-55
% SiO2                 30-38
% CaO                 3-7
% Al2O3              1-5
Specific gravity   
True                      3,5-3,7
Apparent              1,0-2,1
Spesifikasi Kopper Slag :
-     Fase                                 : Padat
-     Warna                              : Hitam
-     Bulk density                    : 1,8 ton/m3

Kandungan besi yang tinggi pada copper slag menyebabkan material ini mempunyai densitas yang tinggi dan juga berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan pasir alam. Sebagai pengganti pasir besi alam, copper slag mempunyai keunggulan-keunggulan di bandingkan pasir besi alam, yaitu:
Tidak terpengaruh cuaca
Suplai yang stabil
Kwalitas yang stabil
Mengurangi kebutuhan energy
Harga yang lebih terjangkau
3.2    Proses Penyiapan Bahan Baku
Semua bahan baku dihancurkan sampai menjadi bubuk halus dan dicampur sebelum memasuki proses pembakaran. Pengeringan awal bahan baku diperlukan untuk proses penggilingan dengan sistim kering dan sebelum dilanjutkan pada proses selanjutnya bahan tersebut harus dianalisa terlebih dahulu. Analisa yang dilakukan meliputi :
1. Analisa Kadar Air Bahan Mentah
2. Analisa kadar CaO, SiO2, Al2O3, Fe2O3 dan MgO
3.3     Proses Pembuatan Semen
Semen dapat dibuat dengan 2 cara Proses Basah Proses Kering Perbedaannya hanya terletak pada proses penggilingan dan homogenisasi.
1. Quarry ( Penambangan ):
Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-material lain yang mengandung kalsium, silikon,alumunium,dan besi oksida yang diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.
- Penambangan Batu Kapur:
Membuang lapisan atas tanah Pengeboran Membuat lubang dengan bor untuk tempat Peledakan Blasting ( peledakan ) Dengan teknik electrical detonation.
- Penambangan Batu Silika:
Penambangan silika tidak membutuhkan peledakan karena batuan silika merupakan butiran yang saling lepas dan tidak terikat satu sama lain. Penambangan dilakukan dengan pendorongan batu silika menggunakan dozer ke tepi tebing dan jatuh di loading area.
- Penambangan Tanah Liat:
Penambangan Tanah Liat Dilakukan dengan pengerukan pada lapisan permukaan tanah dengan excavator yang diawali dengan pembuatan jalan dengan sistem selokan selang seling.
2. Crushing:
Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih kecil dengan menggunakan crusher. Batu kapur dari ukuran < 1 m → < 50 m Batu silika dari ukuran < 40 cm→ < 200 mm
3.Conveying:
Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor.
4. Raw Mill ( Penggilingan Bahan Baku ):
Proses Basah Penggilingan dilakukan dalam raw mill dengan menambahkan sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan kadar air 34-38 %.Material-material ditambah air diumpankan ke dalam raw mill. Karena adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke kamar berikutnya.Pada kamar 1 terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi slurry.
Proses Kering Terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari Drying Chamber, Compt 1, dan Compt 2. Material-material dimasukkan bersamaan dengan dialirkannnya gas panas yang berasal dari suspension preheater dan menara pendingin. Pada ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk mengangkut dan menaburkan material sehingga gas panas dan material berkontaminasi secara merata sehingga efisiensi dapat tercapai. Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam separator.
5. Homogenisasi:
Proses Basah Slurry dicampur di mixing basin,kemudian slurry dialirkan ke tabung koreksi; proses pengoreksian. Proses Kering Terjadi di blending silo dengan sistem aliran corong.
6. Pembakaran/ Pembentukan Clinker:
Pembakaran/ Pembentukan Clinker terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design untuk memaksimalkan efisiensi dari perpindahan panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar.

Rabu, 18 Juni 2014

mineral non silika


TUGAS I
MINERAL NON SILIKA



I.          Pengertian Mineral
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk dialam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa mineral memiliki senyawa yang berciri:
1.      Terbentuk secara alami
2.      Anorganik
3.      Padat
4.      Struktur dalam keteraturan
5.      Memiliki komposisi kimia tertentu
6.      Memiliki sifat fisik yang sama
II.    Pengelompokan Mineral Berdasarkan Senyawa Kimia Penyusunnya.
                 Berdasarkan beberapa sifat tertentu yang dimiliki oleh mineral, maka mineral-mineral yang ada di alam ini sesungguhnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok mineral. Bedasarkan hal tersebut, James D. Dana, mengelompokkan mineral dalam beberapa kelompok berdasarkan kemiripan komposisi kimia dan struktur kristal menjadi 8 kelompok, yaitu :
        1.      Native Element
        2.      Sulfida
        3.      Oksida dan Hidroksida
        4.      Halida
        5.      Karbonat (Karbonat, Nitrat dan Borat)
        6.      Sulfat
        7.      Phospat
        8.     Silikat
III.  Pengelompokan Mineral Non-Silika
        1.      Kelompok Native Element
               Mineral-mineral dalam kelompok ini hanya tersusun oleh unsur tunggal (native element). Unsur-unsur dalam native element ini terbagi menjadi 3 sub kelompok,antara lain logam, semilogam, dan nonlogam. Kelompok native element umumnya very malleable and ductile, serta memiliki specific gravity range yang besar (6-22).
a.          Logam, contohnya :
                        Emas (Au), sistem kristal isometrik
                        Perak (Ag), sistem kristal isometrik, sistem kristal isometrik
                        Platina (Pt), sistem kristal isometrik
b.       Semilogam, contohnya :
                        Arsenik (As), sistem kristal Heksagonal
                        Bismuth (Bi), sistem kristal Heksagonal
c.        Nonlogam,contohnya :
                        Belerang (S), sistem kristal orthorombic
                        Intan (C), sistem kristal isometrik
                        Grafit (C), sistem kristal heksagonal
                 Beberapa Manfaat dari Native Elements
                 a.     Logam
1.     Emas (Au) :
        Emas dapat dimanfaatkan sebagai perhiasan, Peralatan-peralatan Elektronik, Investasi, Peralatan kedokteran, Alat tukar, Fotografi, Gold-plating and lettering
                        2.     Perak (Ag) :
        Perak dapat dimanfaatkan sebagai Pembuatan uang logam, Perhiasan, Ornamen-ornamen, Peralatan bedah dan laboratorium
3.     Tembaga (Cu) :
Tembaga dapat dimanfaatkan sebagai Kabel tembaga, Peralatan presisi, Amunisi, Peralatan elektronik, Uang logam,

4.     Platina (Pt) : Secara extensive sebagai catalytic agent dalam bidang sulfuric, acetic, nitric acid dan dalam bidang fisika,kima, peralatan elektronik, perhiasan, pyrography, dentistry, nonmagnetic watches, dan peralatan bedah
b.     Semilogam
1.     Arsenic (As) : dapat dimanfaatkan sebagai Bahan racun, sebagian kecil digunakan dalam bidang industry dan komersial
2.     Bismuth (Bi) : dapat digunakan dalam pembuatan easily fussible alloy seperti alat pemadam api, alat penyiram, safety plug ada ketel pembakaran, dan juga peluru senapan dan thermopiles. Garam Bismuth digunakan pada peralatan farmasi, calico printing, dan dalam pembuatan highly refractive glass.
c.     Nonlogam
1.     Intan (C) : Digunakan pada alat pemotong kaca, batu, beton, pembuatan wire drawing dies, sebagai bahan campuran mata bor dalam pemboran minyak dan bidang lainnya, perhiasan, dandalam bidang industry dan komersial lainnya.
diamond
                        Gambar Intan
2.     Grafit (C) : Digunakan dalam pembuatan wadah peleburan logam, pelapis alat pelebur logam, cat, elektroda,campuran pelumas, peralatan kantor seperti pensil, dan dalam bidang industry lainnya
3.     Sulfur (S) : Digunakan dalam pembuatan asam sulfat, korek api, bubuk mesiu, pupuk, karet, fungisida, obat-obatan, semen, thermal adn electrical insulation, campuran proses pembuatan kertas, dan lain-lain
SONY DSC
Gambar Sulfur
2.      Kelompok Sulfida
                 Kelompok ini dicirikan dengan adanya anion S2- . Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau semilogam dengan belerang (S). Biasanya terbentuk pada urat batuan atau dari larutan hidrotermal.
                 Beberapa contoh mineral sulfida :
         Argentite (Ag2S), Kalkosit (Cu2S), Bornite (Cu3FeS4), Galena (PbS), Alabandite (MnS), Sphalerite (ZnS),
         Cinnabar (HgS), Pyrite (FeS2), Marcasite (FeS2), Arsenopyrite (FeAsS), Molybdenite (MoS), Niccolite (NiAs), Realgar (AsS), Stibnite (Sb2S3)
Beberapa manfaat dari mineral kelompok sulfida :
a.       Galena (PbS) : digunakan dalam industry cat, penyimpanan baterai, easily fussible alloy, perkakas. Merupakan sumber utama metallic lead dan juga bijih perak
galena-crystal
Gambar Galena
b.     Argentite (Ag2S), merupakan bijh perak yang penting
c.     Kalkosit (Cu2S), merupakan bijih tembaga yang penting
d.    Alabandite (MnS), sebagai produk pembakaran
e.     Sphalerite (ZnS): sumber seng yang penting, digunakan dalam galvanisasi besi dan dalam pembuatan kuningan, kawat seng, dan dry cell, digunakan dalam industry kima dan medis
f.     Cinnabar (HgS), sumber utama mercury yang digunakan dalam berbagai industri
g.     Stibnite (Sb2S3), digunakan dalam pembuatan kabel, baterai timbel, alloy, cat, dan dalam peralatan medis
h.     Pyrite (FeS2), sebagai mineral yang berasosiasi dengan emas, pembuatan asam sulfat dan copperas
pyrite-crystals
Gambar Pyrite
i.      Molybdenite (MoS), digunakan dalam pembuatan baja, iron castings dan dalam peralatan perkakas kecepatan tinggi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg46KtFBkzM6Rhvob-aAqd-zvWYj0QTPJvksC-mUbM0mak9M7yWWX4LhkU6wpNifN4BVl9PmBigB9hJ37x2b-znDKYn_B0uuhJmE_CbHrM7bB44SWlcEV8XPI5wcIByBKMEFvp-o-g1JDo/s1600/1237-pyrite.jpg
Gambar Mineral Sulfida
3.      Kelompok Oksida dan Hidroksida
        Kelompok ini merupakan kombinasi antara oksigen dengan satu macam logam atau lebih, dicirikan dengan adanya anion O2-. Bedasarkan perbandingan antara logam dengan oksigen (X dan O), maka kelompok oksida dapat dibedakan menjadi oksida sederhana dan oksida kompleks, contoh :
                 a.     Tipe X2O : Cuprite (Cu2O)
                 b.     Tipe XO :
                        Periclase group : Periclase (MgO)
                        Zincite group : Zincite (ZnO)
c.     Tipe XY2O4 :
Spinel Group : Spinel (MgAl2O4), Magnetite (Fe3O4), Franklinite(Zn,Mn,Fe)(Fe,Mn)2O4, Chromite (Mg,Fe)Cr2O4 Hausmanite (MnMn2O4) Chrysoberyl (BeAl2O4)
magnetite-302
Gambar Magnetite
                
                 d.    Tipe X2O3 :
Hematite Group : Corundum (Al2O3), Hematite (Fe2O3), Ilmenite (FeTiO3), Braunite (Mn,Si)2O3, Pyrochlore-Microlite series, Psilomelane (Ba,H2O)Mn5O10
corundum-safir
Gambar Corundum
e.     Tipe XO2 :
Rutile Group : Rutile (TiO2), Cassiterite (SnO2), Pyrolusit (MnO2), Plattnerite (PbO2), Anatase (TiO2), Brookite (TiO2), Columbite-Tantalite, Uraninite Group :Uraninite (UO2), Thorianite (ThO2)
Golongan mineral-mineral Hidroksida, dicirikan dengan adanya gugus hidroksil(OH-) atau molekul H2O yang membuat daya ikatannya secara struktur lebih lemah dari oksida.
Contoh mineral-mineral Hidroksida dan manfaatnya :
a.     Manganite (MnO(OH)) :bersama dengan pyrolusite digunakan dalam preparasioksigen dan klorin, merupakan bijih mangan yang berguna dalam bidang industri  
b.     Geothite-Limonite (Fe2O3.H2O) : merupakan salah satu sumber dari bijih tembaga yang penting dan akhirnya banyak digunakan dalam berbagai aspek kehidupan mulai dari peralatan-peralatan presisi, rumah tangga serta industri dan medis.
c.     Bauksit (Al(OH).NH2O), merupakan bijih alumunium. Banyak digunakan dalam semen, baja, ferroalloy, industri penyulingan minyak, bauxite bricks, dan peralatan-peralatan industri lain.
d.    Opal (SiO2.nH2O), dapat digunakan sebagai ornamen-ornamen, sebagai filter pada pupuk dan cat, digunakan dalam proses penyaringan dan penyulingan gula, nonkonduktor panas, permata, sabun gosok, dll
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTVXBKw0shKYjdrUyBlaKnd5Ju7-j_qI3Ceho221SRv5tJJeQ9eAjilupC_FCW598Y-PJN0SNOLzaMuIXLiRTHh74tvx3TvLLpuAS5Lj-73s3R_WoEqy8k4YrYcrB1wZbs7B2naT9AmjU/s1600/limonite-65-b.jpg
Gambar Mineral Oksida
4.      Kelompok Halida
        Kelompok ini ditandai dengan adanya dominasi anion-anion dari unsur-unsur Halida (F-, Cl-, Br-, I-) dan pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah (<5).
Beberapa mineral-mineral Halida : Halite (NaCl),Sylvite (KCl), Fluorite (CaF2), Cryolite (Na3AlF6), Carnallite (KMgCl3.6H2O), Cerragyrite(AgCl)
a.     Fluorite
Fluorite terbentuk pada urat Hydrotermal pada suhu sedang sampai suhu tinggi Pada fase Hypotermal pada suhu 300-500 C. Terdapat pada pegmatit. Berasosiasi dengan barite,kuarsa, zinc, timbal, topas, tourmalin, cassiterit,dan apatit.
Manfaatnya:
Fluorite : Banyak digunakan untuk pembuatan gelas yang tidak tembus cahaya atau yang kurang dapat ditembus cahaya. Fluorite juga dapat digunakan sebagai alat optik untuk pembuatan lensa-lensa.
fluorite-crystals
Gambar Fluorite
b.     Halit (NaCl)
Halit dibentuk karena proses eksogen melalui pengeringan danau yang mengandung garam atau tempat lain yang mengandung air garam atau terbentuk dari hasil presipitasi air laut secara primer/langsumg dangan temperatur sekitar 100 C,juga merupakan hasil presipitasi pada endapan sedimen seperti lempug.
Manfaatnya:
Halit : Halit sebagai penghasil Na dan Cl, juga untuk pembuatan macam-macam soda seperti bikaronat, caustic soda, dll.
halite-100
Gambar Halit
5.      Kelompok Karbonat, Nitrat dan Borat
                 a.     Carbonates
Mineral-mineral dalam kelompok ini memiliki ciri khusus berupa adanya ion kompleks CaCO3¬2-. Kehadiran ion Hidrogen akan menyebabkan mineral-mineral menjadi tidak stabil dan akan memutuskan ikatannya untuk kemudian membentuk air dan karbondioksida. Reaksinya disebut reaksi Fizz Test.
                        CaCO3 + H2O CaH2(CO3)2
                        Beberapa contoh mineral-mineral karbonat beserta manfaatnya :
                        a.1. Calcite Group :
                        Calcite (CaCO3)
                        Dolomite (CaMg(CO3)2)
Magnesite (MgCO3) : banyak digunakan dalam wadah peleburan logam, refractory bricks, oxychlorides and Sorel cement, magnesium-sulfide dalam pemrosesan kertas, sumber karbondioksidan dansenyawa magnesium, bersama asbestos dapat digunakan dalam steam-pipe covering dan pemanas, sanitasi, ubin lsntsi, dll.
                        Rhodocrosite (MnCO3)
                        a.2. Aragonite Group :
Aragonite (CaCO3) : secara komersial tidak banyak beermanfaat
Strontianite (SrCO3) : Sumber dati senyawa stronsium yang banyak digunakan sebagai warna merah pada kembang api, digunakan juga dalam industri medis seprti obat-obatan
Witherite (BaCO3) : digunakan dalam campuran timah putih, dan ekstraksi gula
Cerussite (PbCO3) :merupakan bijih timah dan perak yang penting
                        c.     Malachite Group :
Malachite Cu2(OH)2CO3 : merupakan bijih tembaga yang penting terutama di Afrika, juga digunakan dala perhiasan dan ornamen-ornamen seperti vas bunga
Azurite (Cu3(OH¬2(CO3)2 : digunakan sebagai bijih tembaga, bercampur dengan malasit sebagai permata dan dijual sebagai azurmalachite
b.     Nitrates
        Mineral-mineral kelompok ini memilkiki ciri dengan terdapatnya anion NO3- dalam suatu mineral.
        Contoh :
        Soda Niter (NaNO3) : merupakan mineral komersil yang penting, digunakan dalam pembuatan pupuk, asam nitrat, dan potassium nitrate, dan sodium nitrate.
c.     Borates
        Colemanite
        Kernite
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQjPMQjAs9Jnxgfh2f6A8dE9cfnQsaMKw8kNKLkRnIQrA5845R1MD1wvexDvA-a0M7bQRhiC4Ny9yfrZrM-78df3vwIcf8BZqpuy2wygefxGVoycO_zcj2oqJa2j7BUeGbTOGlqkJ4-x8/s1600/1233-calcite.jpg
Gambar Mineral Karbonat
6.      Kelompok Sulfat
         Kelompok ini dicirikan dengan adanya gugus anion SO42- dan pada umumnya mempunyai kilap nonlogam dan terbentuk dari larutan.
         a.     Anhydrite (CaSO4), varietas anhydrite yang mengandung unsur silika dimanfaatkan sebagai ornamen-ornamen
         b.     Celestite (SrSO4), digunakan dalam pembuatan senyawa Stronsium yang banyak digunakan sebagai warna merah kembang api
         c.     Barite (BaSO4)
         d.    Anglesite (PbSO4) merupakan bijih timah
         e.     Alunite, digunakan dalam copper-plating, baterai, bahan penyemprot tanaman, dan dalm pengawetan kayu
         f.     Gypsum (CaSO4.2H2O), digunakan dalam pupuk, disinfektan, porselen, semen, patung, vas bunga, lampu, perhiasan, bahan dalam pembuatan obat, digunakan dalam bidang medis, cat, crayon, dll.
7.      Kelompok Phosphat
        Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH),Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O.
a.          Apatite Ca5[FI(PO4)3]
        Manfaatnya:
        Apatite terbentuk pada lingkungan batuan beku, batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat cepat.
        Apatit banyak dipertambangkan untuk pembuatan pupuk yang mengandung phospor.
b.         Monasit (Ce, La, Y, Th) PO4) Monasit terbentuk pada pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syenit dan takhi.
Manfaatnya :
Monasit sangat berguna sebagai mineral bijih untuk unsur-unsur langka terutama unsur yang menghasilkan sinar radioaktif seperti theorium dan cerium.
Monasit

Gambar Monasit